Suara Dapil 3 Sumenep, Media Informasi seputar Daerah Pemilihan 3 Sumenep, yang meliputi Kecamatan GANDING, Kecamatan GULUK-GULUK dan Kecamatan PRAGAAN. Sampaikan informasi dan keluhan Anda, melalui SMS Center di 08-123-5910-900. **********“Suara Dapil 3 Sumenep, Aspirasi Masyarakat Konstituen, Menuju Pemerintahan Sumenep Bersih Dan Sejahtera Dalam Arti Yang Sesungguhnya” **********

Kamis, 08 Maret 2012

Menjaga Keragaman Indonesia Diserukan dari Sumenep

TEMPO.COJakarta- Kabupaten Sumenep menyerukan untuk terus menjaga perdamaian di Indonesia. Seruan ini disampaikan seiring dengan semakin merebaknya konflik horizontal di Indonesia. “Keragaman adalah kekayaan Indonesia,” kata Bupati Sumenep KH A Busyro Karim dalam seminar tentang Satu Bangsa, Satu Perdamaian, Satu Kesejahteraan di Pendopo Sumenep, Selasa, 14 Februari 2012. 

Seminar ini diselenggarakan Gerakan Ekayastra bekerja sama dengan Pemerintahan Daerah Sumenep. Pembicara yang hadir antara lain KH Salahuddin Wahid selaku Ketua Gerakan Integritas Nasional, I Gde Pradnyana (Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas BPMigas), Sunudyantoro (Redaktur Politik Koran Tempo), Teguh Santosa (Pemred Rakyat Merdeka Online yang juga Wasekjen PP Pemuda Muhammadiyah) dan dipandu oleh Tri Agung Kristanto, Redaktur Politik dan Hukum Harian Kompas.

Busyro menegaskan keberagaman dan harus dihargai dan dijunjung tinggi karena memang menjadi struktur kebangsaan Indonesia. Sejarah negara Indonesia memperlihatkan pluralisme adalah kekuatan bangsa. Keberagaman, ujar dia, seharusnya tidak menghancurkan Bangsa Indonesia. Sejarah menunjukkan, Sumenep sudah menunjukkan penghormatan terhadap pluralisme. “Ini harus kita jaga bersama,” ujarnya. 

Ketua Gerakan Ekayastra Unmada, Putut Prabantoro menyatakan kegiatan ini dilatar belakangi semakin maraknya konflik horizontal dan vertikal di berbagai daerah. Konflik-ini bersumber dari perebutan batas wilayah otonomi daerah, sumber ekonomi, dan sentiment suku pendatang dan suku asli. Dia khawatir, jika konlfik ini tidak segera diselesaikan, frekuensinya akan meningkat. “Ini mengancam keindonesiaan,” kata dia.

Asisten Bidang Pemerintahan, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Ashyar menegaskan pendekatan penyelesaian konflik harus dilakukan dengan menghormati budaya dan nasionalisme. Pendekatan ini dia nilai membutuhkan peran media. Para pekerja media harus menyadari arti penting posisinya sebagai penerang masyarakat. “Pers harus mengakomodasi keragaman,” ujar Ashyar.

KH Salahudin Wahid menyatakan, semua pihak wajib mengkritisi jika melihat adanya kekurangan pemerintah dalam mengelola negara. "Pemerintah harus dikritisi," ujarnya. Dia berharap tidak ada usulan untuk melakukan suksesi pemerintahan di tengah jalan. Jika ini terjadi, kata dia, akan ada biaya sosial yang tak tergantikan. 

I WAYAN AGUS PURNOMO | SUNUDYANTORO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar